UNITED ARMY

UNITED ARMY

Saturday, May 2, 2015

Tugas 2 Materi 8 Akuntansi Internasional



AKUNTANSI INTERNATIONAL
EKSPOSUR DAN AKUNTANSI VALAS

PENDAHULUAN
Transaksi Valas (Valuta asing) menyebabkan timbulnya aksposur valas, yang disebabkan karena terjadinya perubahan kurs. Eksposur valas, yaitu eksposur transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang harus dilaporkan pada laporan keuangan.
Pasar Valas dan Kurs Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas diselesaikan. Dalam hubungannya dengan lokasi fisik, pasar valas bertebaran di seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau institusi-institusi saling bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam hubungannya dengan waktu eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market dan forward market.
Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis.
Dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk penyerahan,/penerimaan valas pada waktu mendatang. Perbedaan antara kurs sekarang( spote rate) dan kurs masa mendatang( forward rate) disebut premi (premium) jika kurs mendatang lebih mahal disbanding dengan kurs sekarang, dan disebut dikon (discount) jika sebaliknya. Sistem moneter dunia terbentuk dari banyak valuta nasional. Pada saat kurs mudah goyah (volatile), penting bagi para manajer untuk waspada terhadap resiko valas dan mengmbil langkah-langkah yang cukup untuk mengatasinya. Daya saing perusahaan terlibat dalam bisnis internasional dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.
PEMBAHASAN
Eksposur adalah adalah objek yang rentan terhadap resiko dan berdampak pada kinerja perusahaan apabila resiko yang diprediksikan benar-benar terjadi.  Eksposur yang paling umum berkaitan dengan ukuran keuangan, misalnya harga saham, laba, pertumbuhan penjualan dan sebagainya. Sedangkan eksposur akuntansi adalah mengukur seberapa jauh laporan keuangan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas. Kemunculan eksposur karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi laporan keuangan dari operasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata uang lokal ke dalam mata uang Negara asal untuk tujuan konsolidasi dan pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi umumnya digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan afiliasi di luar negeri. Bila kurs valas berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, maka translation atau penilaian ulang atas asset, utang, penerimaan, biaya, laba, dan rugi yang didenominasi dalam valas akan menyebabkan laba/rugi valas.
Pasar Valas dan Kurs
Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas diselesaikan. Transaksi valas merupakan transaksi dimana dua pihak setuju untuk menukarkan valuta yang satu dengan valuta yang lain pada kurs tertentu. Transaksi valas dapat terjadi di spot market dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil dipasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk penyerahan/penerimaan valas pada waktu mendatang. Pasar valas mempunyai pasar retail dan pasar wholesale. Karakteristik pasar wholesale adalah transaksi-transaksinya berukuran besar dan biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan yang lain. Pada pasar retail, transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil dan biasanya mempunyai spread yang tinggi.
Eksposur Valas
Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur valas secara konvensional diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
1.     Eksposur translasi atau eksposur akuntansi
Eksposur translasi didefinisi sebagai potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah angka laporan kedalam sebuah valuta perusahaan induk.
                                                           
2.    Eksposur Transaksi
Eksposur transaksi berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual perusahaan yang dinyatakan dalam valas terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestik perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi berikut ini :
1.     Membeli atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan dinyatakan dalam valas
2.    Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas
3.    Terikat dalam kontrak utnuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu dimasa mendatang
4.    Transaksi ekonomi yang lain untuk memperoleh asset atau mendapatkan uang yang dinyatakan dalam valas

3.    Eksposur ekonomi atau eksposur operasi
Eksposur ekonomi yaitu tingkat sejauh mana nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh perubahan kurs yang tidak diharapkan (perhitungkan). Perencanaan untuk eksposur ekonomi melibatkan seluruh organisasi (tidak seperti eksposur translasi dan eksposur transaksi yang hanya melibatkan bendahara dan manajer akuntansi) karena eksposur ekonomi mempengaruhi interaksi strategi-strategi yang benar-benar meliputi seluruh bidang fungsional perusahaan.

Akuntansi Valas
Akuntansi Transaksi Valas adalah bagaimana transaksi tersebut harus dicatat dalam melaporkan valuta pada tanggal terjadinya transaksi dan pada saat penyelesaiaan. Dalam transaksi tunai, terdapat persetujuan umum bahwa transaksi harus dicatat dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi (spot exchange rate).
Ada 2 pandangan mengenai apakah transaksi harus dianggap sebagai sebuah transaksi tunggal atau 2 buah transaksi :
1.     Pendekatan Transaksi Tunggal
Pandangan dalam Pendekatan ini  yang digunakan adalah bahwa hanya ada satu transaksi ekonomi yang dicatat yaitu transaksi penjualan/pembelian. Sedangkan pelunasan utang atau penerimaan pelunasan piutang valas dianggap sebagai bagian esensial dari transaksi ekonomi untuk menjual atau membeli barang atau jasa.
2.    Pendekatan Transaksi Ganda
Dalam pendekatan ini utang dan piutang dianggap sebgai sebuah transaksi kedua yang berbeda atau terpisah dari transaksi asli yang berupa pembelian atau penjualan barang atau jasa. Dalam pendekatan ini manajemen tidak dapat memperkirakan besarnya kurs pada tanggal penyelesaian transaksi.
Akuntansi Translasi Valas Pada transaksi kredit menimbulkan masalah mengenai bagaimana melaporkan perubahan kurs, antara kurs pada tanggal transaksi dan kurs pada tanggal penyelesaian. Ada 2 pendapat mengenai hal ini: -pendapat pertama dilakukan penyesuaian. Alasannya : laporan keuangan harus mencerminkan kondisi keuangan pada tanggal transaksi atau tanggal penyesuaian. -Pendapat kedua, tidak dilakukan penyesuaian, kurs tanggal transaksi dan kurs tanggal neraca, seperti halnya dengan kurs pada tanggal transaksi adalah tidak nyata dan tidak direalisasi akan berubah menjadi kurs nyata dan akan direalisasi pada tanggal penyelesaian.

Ada 4 metode untuk mentranslasi valas yaitu:
1.     Metode Current Rate
Pada metode ini semua item neraca (kecuali modal) ditranslasi pada kurs sekarang, Sedangkan akun modal saham dan agio modal ditranslasi pada kurs historis. Pada metode ini laba dan rugi translasi valas tidak mempengaruhi laporan hasil usaha, serta tidak memperhatikan perbedaan sifat asset dan utang atau lama waktu atau durasi.
2.    Metode Temporal
Pada metode ini, basis pengukuran asset atau kewajiban menentukan besarnya kurs yang digunakan dalam translasi dan Sebagian besar pendapatan dan biaya ditranslasi dengan kurs rerata perode terkait. Metode ini dapat digunakan untuk setiap basis ukuran( kos historis, harga pengganti sekarang atau haraga pasar sekarang).
3.    Metode Current/ Non-Current
Prinsip-prinsip yang mendasari adalah asset dan utang harus ditranslasi berdasarkan saat jatuh temponya. Serta berbasis pada klasifikasi aktifa dan utang yang sepenuhnya tidak berkaitan dengan pengaruh ekonomi dari fluktuasi kurs terhadap aktifa dan utang.
4.    Metode Moneter / Non-Moneter
Semua item moneter seperti (kas,utang dan piutang) pada neraca sebuah perusahaan anak diluar negeri ditranslasi pada tarif kurs sekarang, karena metode ini berpersepsi bahwa item-item tersebut terpengaruh oleh resiko kurs. Sebagian besar item laporan hasil usaha di translasi pada kurs rerata untuk periode tersebut.
Pertanyaan dan Jawaban
1.     Mengukur seberapa jauh laporan keuangan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas. Adalah pengertian dari…
a. Translasi
b. Valuta Asing
c. Eksposur Akuntansi
d. Eksposur
Jawaban: C
2.    Bila dilihat dari waktu eksekusi transaksi valas dibagi menjadi dua yaitu…
a. Spot market dan Retail market
b. Spot market dan Forward market
c. Forward market dan retail market
d. Forward market dan wholesale market
Jawaban : B
3.    Berikut merupakan tiga tipe eksposure valas, kecuali
a. Eksposur Ekonomi
b. Eksposur Akuntansi
c. Eksposur Mata Uang
d. Eksposur Transaksi
Jawaban: C
4.    Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi berikut ini, kecuali
a. Terikat dalam kontrak utnuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu dimasa mendatang
b. Transaksi ekonomi yang lain untuk memperoleh asset atau mendapatkan uang yang dinyatakan dalam valas
c. Meminjamkan dana dalam bentuk rupiah saja
d. Membeli atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan dinyatakan dalam valas
Jawaban : C
5.    Perbedaan antara kurs sekarang( spote rate) dan kurs masa mendatang( forward rate) dapat dibagi menjadi dua. Disebut dengan apakah jika kurs mendatang lebih mahal dibanding dengan kurs sekarang ?
a. Discount
b. agio
c. disagio
d. premium
Jawaban : D
Sumber :
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2005. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

Tugas 2 materi 7 Akuntansi Internasional



Akuntansi Internasional 
Herwin (23211366)
4eb07

 Translasi Mata Uang Asing

1.   Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang asing

Translasi mata uang asing adalah Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik.

Perbedaannya adalah Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait yang terjadi.

2.   Istilah dalam translasi mata uang asing

- Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.

- Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.

- Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.

- Kontrak pertukaran forward,merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.

- Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.

- Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi. 

- Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.

- Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.

- Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.

3.   Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing

·                           Penagguhan

Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.

·                             Pengangguhan dan Amortisasi

Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.

·                             Penangguhan parsial

Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.

·                             Tidak ditangguhkan

Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.

Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestic dan harus diakui.

4.   Hubungan translasi mata uang asing dengan inflasi

Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.

FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.

5.   Biaya Historis 

Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu membeli faktor produksi (input). Kalau input itu disimpan dan baru di kemudian hari digunakan dalam proses produksi, maka biaya historis adalah sama dengan pada waktu faktor produksi itu dibeli. Hal itu berbeda dengan biaya kesempatan dimana biaya kesempatan diperhitungkan pada waktu input digunakan dalam proses produksi.

6.   Inflasi dan Laporan Keuangan

Fluktuasi nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa merupakan karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk memahami istilah perubahan harga ( changing princes ), kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi ( inflation ), sedangkan penurunan harga disebut deflasi ( deflation ).

Inflasi telah menjadi fakta yang penting dan tetap di hampir semua Negara di dunia. Perubahan nilai mata uang moneter bener-bener diakui para akuntan dewasa ini, tetapi tedapat pertentangan mengenai cara teoritis dan praktis untuk menyelesaikannya. Di Amerika Serikat, FASB Statetment No. 33 mangharuskan pengungkapan khusus oleh perusahaan-perusahaan besar tertentu, tetapi tidak merinci kaitan pengungkapan ini dengan laporan keuangan utama. Unit moneter yang tidak stabil adalah suatu kendala penfukuran dalam pendekatan induktif-deduktif terhadap teori akuntansi.


Selama periode inflasi, nilai aktiva yang di catat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya ( yang lebih tinggi ). Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebig pada gilirannya akan menyebabkan :

- Kenaikan dalam proporsi pajak
- Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham
- Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja
- Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar)

Kegagalan untuk menyesuaikan data keungan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih rendah ( yaitu daya beli perode ini ), yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas ( ekuivalennya ) selama periode inflasi.

Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguana dilakukan karena :

- Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.
- Mengelola masalah yang timbulkan oleh perubahan harga tergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
- Laporan dari para menajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan iformasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.

Meskipun laju melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur panjang kebanyakan harta.

7.   Model Akuntansi

Akuntansi Daya Beli Konstan :
1.             Mengatasi masalah unit pengukur.
2.            Merevisi atau merevaluasi aset moneter pada akhir perioda.
3.            Menggunakan indeks harga umum karena sasaeannya perubahan umum.
4.            Mengabaikan untung atau rugi penahanan pada saat revaluasi.
5.            Mengungkapkan untung atau rugi daya beli atas aset monoter reto.
6.            Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai penyesuai kapital daripada komponen laba dalam rangka pemertahanan kapital.

Akuntansi Kos Sekarang :
1.             Mengatasi masalah penilaian.
2.            Merevisi atau merevaluasi aset nonmoneter secara terus menerus.
3.            Menggunakan indeks harga spesifik karena sasarannya perubahan harga spesifik.
4.            Mengabaikan untung atau rugi daya beli.
5.            Mengungkapkan untung atau rugi penahanan atas aset nonmoneter neto.
6.            Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai komponen laba daripada penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapital.


Pertanyaan :
1.     Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya merupakan pengertian dari :
a.    Translasi mata uang asing
b.    Inflasi
c.    Conversi mata uang
d.    Biaya historis
Jawaban : a
2.    Yang merupaka pengertian dari konversi adalah :
a.    merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
b.    merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain
c.    merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha
d.    merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Jawaban : b
3.    biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu membeli faktor produksi (input) adalah pengertian dari :
a.    Kurs
b.    Inflasi
c.    Biaya historis
d.    Konversi
Jawaban : c

4.    nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera adalah pengertian dari :
a.    Penyesuaian mata uang
b.    Kurs spot
c.    Kurs histories
d.    Mata uang penyesuaian
Jawaban : B

5.    Dibawah ini adalah pengertian yang benar dari Mata uang fungsional yaitu:
a.    merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi
b.    merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan
c.    merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
d.    merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha
Jawaban : d